Kamis, 24 Januari 2013

....tahukah apa yang ada di pikiranku
orang orang tersenyum
saling berangkulan
dan di sudut sana anak anak bermain dengan gembira
ditemani pepohonan dan bunga bunga bermekaran
dan disana duduk beberapa orang tua
bercerita sembari memainkan tongkatnya
sesekali tertawa sambil menepuk nepuk punggung temannya
atau para penjual eskrim yang asik bercanda dengan  anak anak di dekat jalan itu
atau lelaki paruh baya yang bersepeda
dan beberapa orang yang duduk di bawah pohon itu
lagi lagi senyuman keluar di mulut lelaki itu sembari menyodorkan koran dari tasnya

ya... dunia tanpa kesombongan....

Kamis, 10 Januari 2013

Sikap yang Benar dalam Beribadah

Bismillaah...

Segala sesuatu dibuat berdasarkan tujuan penciptaannya. Maka apabila diambil sebuah perumpamaan sebuah mesin tik, diciptakan untuk mengetik, dan manakala tidak lagi berfungsi dengan semestinya, maka mesin itu dikatakan rusak. Tidak berguna, dan apabila tidak diperbaiki, akan dibuang bersama dengan barang barang yang tidak berguna lainnya. Begitu juga dengan manusia. hal yang seharusnya dilakukan manusia adalah memenuhi tujuan penciptaanNya. Jika tidak, ia akan dimintai pertanggungjawaban atas itu, dan diadzab bersama mereka yang juga tidak memenuhinya. Mengenai tujuan penciptaan manusia Allooh tabaaroka wa ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan tidaklah Kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu" (QS: Adz-Dzariyyat: 56)

Ibadah menurut tatabahasa arab berarti lemah, lembut, menghinakan diri.
Sedangkan menurut syara' ibadah yaitu segala sesuatu yang dicintai Allooh baik perkatan maupun perbuatan baik zhohir maupun bathin. Sesuai dengan asal kata ibadah, maka seseorang yang beribadah kepada Allooh mengharuskan ia menghinakan diri, takut, dan sadar bahwa ia lemah dan membutuhkan RobbNya, penuh cinta, dan pengharapan agar ibadahnya diterima.

Syaikhul Islam ibnu Thaimiyah membawakan sebuah firman Allooh:

 فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Robbnya maka hendaklah ia beramal sholeh dan tidak berserikat padaNya dengan suatu apapun" (QS. Al-Kahf: 110)

Berkata syaikhul Islam Ibnu Thaimiyah mengenai ayat ini:
1. Setiap amal, baik perkataan maupun perbuatan, baik zhohir maupun bathin, yang perkataan ini adalah ibadah, akan tetapi yang dituju selain Allooh, maka ibadah ini bukan untuk Allooh.
2. Setiap ibadah yang tidak sesuai dengan yang disyariatkan Allooh, maka ibadah ini bukan untuk Allooh

Maka jatuhlah 2 syarat wajib dalam ibadah:
1. Memiliki niat ikhlas karena Allooh (tujian semata mata karena Allooh)
2. Sesuai syariat Allooh (sebagaimana yang Allooh ajarkan melalui Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam)

dalam memprioritaskan sebuah ibadah, seorang mukmin harus lebih mengutamakan ibadah fardhu daripada ibadah sunat. maka kewajiban seorang mukmin untuk mencari tahu bagaimana tatacara yang benar menurut Rosuulullooh dan tidak sekedar ikut ikutan tanpa dasar, padahal jauh dari yang dicontohkan Rosuulullooh

Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam bersabda: shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

walloohu 'alam bissawaab
disadur dari kajian DR. Erwandi Tarmizi, MA

Beberapa tanya jawab seputar fiqih bersama DR. Erwandi Tarmizi, MA
1. Assalaamu'alaikum ustadz... bagaimana hukum hadiah yang diberikan pihak bank terhadap orang yang menabung di sana???
dijawab: Wa'alaikum salaam..Mengenai hadiah khilaf para ulama. Namun pendapat yang rojih adalah dilarang mengambil hadiah, karena pastilah hadiah diberikan kepada mereka yang terus menabung dan meningkatkan saldo.
Adapun orang yang menabung seyogyanya memiliki andil riba, karena ia secara tidak langsung memberikan pinjaman kepada bank untuk dipergunakan bank uangnya sehingga bisa dipinjamkan, sehingga saran, sebaiknya jika tidak darurat, dan tidak benar benar butuh sekali, jangan menyimpan uang di bank

2. Assalaamu'alaikum ustadz...Misalnya ada seseorang yang kaya namun bukan dari cara yang benar, seperti artis yang mencari uang dengan mengumbar aurat, bersentuhan, dan berpelukan dengan yang bukan mahromnya. Kemudian ia pergi berhaji dengan harta ini apakah hajinya diterima ustadz.
dijawab: Wa'alaikum salaam..Allooh itu baik dan menyukai yang baik baik. Walloohu 'alam bissawaab

3. Assalaamu'alaikum ustadz...Ustadz... Saya rasakan godaan syetan begitu kuat kepada saya, hingga saya sering teledor dan melakukan dosa itu.... padahal usaha untuk mencari kesibukan, beribadah, dan menuntut ilmu yang benar telah saya lakukan. Apakah ini karena tidak ada lagi iman di dada ustadz..
Dijawab: Wa'alaikum salaam.... tidak, justru karena ada iman di dada makanya syetan menggodamu... Syetan tidak tertarik kepada mereka yang kufur dan tetap dibiarkannya begitu, sedang kepada mereka yang berusaha istiqomah, di sana syetan akan suka menggoda

walloohu 'alam bissawaab

Selasa, 08 Januari 2013

Ahlul A'dzar -- Al-Baarik (Orang yang Sakit)

Bismillaah

Abdullooh ibn Mas'ud rodhiyalloohu 'anhu berkata, Rosuululloohu shollalloohu 'alaihi wa sallam bersabda: "Alangkah mengagumkan urusan orang yang beriman. Kalau ia ditimpa kegembiran, ia bersyukur, dan sikap itu baik baginya. Apabila ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan sikap itu baik baginya. (HR. Muslim)

Berkata Abdullooh ibn Mas'ud rodhiyalloohu 'anhu mengenai hadits ini, "Setiap kegembiraan akan menyisakan kesedihan, dan setiap kesedihan akan menyisakan kegembiraan, hanya saja, orang yang beriman merasa lebih baik atas apa yang diberikan padanya.

Hikmah Sakit:
1. Pelebur dosa bagi orang yang bersabar atasnya
Hal ini didasarkan atas hadits Rosuulullooh shollalloohu'alaihi wa sallam," Tidaklah seorang muslim ditimpa rasa lelah sebuah penyakit, atau sesuatu yang menyempitkan hatinya, sampai onak duri yang menempel di kakinya, melainkan Allooh meleburkan kesalahannya (HR. Bukhori)

2. Peringatan agar kembali kepada Allooh dan istiqomah kepadaNya
Dari Amir rodhiyalloohu 'anhu, Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya orang yang beriman apabila ia ditimpa sakit, kemudian Allooh menyembuhkannya, adalah sebagai pelebur dosa-dosanya, dan sebagai peringatan kepada mereka. Adapun orang munafik apabila ia ditimpa penyakit, kemudian disembuhkan Allooh, maka ia seperti keledai, tidak mengerti kenapa ia diikat dan kenapa ia dilepas" (HR. Abu Dawud).

3. Bukti Cinta Allooh
Anas rodhiyalloohu meriwayatkan sebuah hadits dari Rosuululloohu shollalloohu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Barang siapa yang rida dengan ujian itu maka ia akan mendapat keridaan-Nya. Barang siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya". (HR. At-Tirmidzi)

4. Orang yang sakit mengerjakan ibadah sesuai kemampuan (bukan berarti tidak mengerjakan ibadah, orang sakit memiliki aturan tertentu dalam beribadah sesuai dengan kemampuannya)
Imron ibn Husain rodhiyalloohu 'anhu pernah memiliki penyakit wasir, kemudian bertanya kepada Rosuulullooh shollalloohu'alaihi wa sallam tentang sholat yang akan dilakukannya. Rosuululloohu shollaloohu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sholatlah dengan berdiri. apabila engkau tidak mampu berdiri, maka dengan duduk,. Apabila engkau tidak mampu berdiri dan duduk, maka dengan berbaring". (HR. Bukhori)

Semoga kita menjadi orang yang bersyukur ketika ditimpa kegembiraan, dan menjadi orang yang bersabar ketika ditimpa musibah
Walloohu 'alam bissawaab

disadur dari Kajian Ust. Slamet Wahyudi

Minggu, 06 Januari 2013

untitled

12.53 am
masih memikirkan lemah itu
dosa dan dosa
apakah asa masih mampu bersandar di atasnya
dan berharap kokoh berdiri setelah puluhan kali terbaring
surga itu.....
masih jauh

12.57 am
ya...
surga itu....
senyum para sholihin
mendekap mengucap salam
dan mereka bercerita, menghangatkan hati
tersentak
seketika tersadar
dengan bunyi jangkrik meneriakkan malam
cepatlah terlelap....
moga moga kusambung lamunanku
dalam mimpiku