Minggu, 22 Mei 2011

Tawaddhu’ Kepada Orang Mukmin bagian 2 oleh Ustadz Heri Purnomo,Lc (Mesjid Akramunnas, 21 April 2011)

1. Anas bin Malik rhodhiallaahu ‘anhu (pembantu Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallan) pernah melewati anak-anak kecil yang berkumpul lalu mengucapkan salam, lalu beliau berkata,”Demikianlah yang dilakukan nabiyallaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam (Muttafaqun ‘alaih, Bukhori, Muslim)

Hikmah yang diambil dari hadits ini:
a. Rasuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan adab seorang muslim yaitu mencontohkan yang sedikit member salam kepada orang yang banyak
b. Bagaimana para sahabat Rasuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam sangat antusias sekali dalam mengikuti Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam
c. Adab seorang muslim, Bertemunya sesame kaum muslimin hendaklah mengucapkan salam

Mengenai tatacara menjawab salam QS. An-Nisa:
وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
Maksudnya jika seorang muslim member salam dengan mendoakan keselamatan dan rahmat (Assalaamu’alaikum wa rahmatullaah ) maka jawablah paling tidak dengan jawaban yang serupa yaitu wa’alaikum salaam warahmatullaah, atau lebih, seperti wa’alaikum salaam warahmatullaahi wabarokaatuh

2. Anas bin Malik rodhiallaahu ‘anhu berkata: adalah di zaman nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam hidup, ada wanita budak sahaya di Madinah, mengambil tangan Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam agar menyelesaikan hajatnya, membawanya ke mana-mana, Rosuulullaah tidak melarangnya (HR. Bukhari)

Hikmah dari hadits di atas:
• Kedekatan Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam kepada sesame muslim, walaupun seorang budak
• Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam menghormati budak
• Persamaan hak antara manusia
• Dijelaskan oleh imam Muslim , Dalam hal ini Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam tidaklah berkhalwat karena ia berada pada jalan yang banyak dilalui orang banyak

3. Aswad bin Yazid rodhiallaahu ‘anhu bertanya kepada ‘Aisyah rodhiallaahu ‘anha: Apa yang dilakukan Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya? Dijawab oleh ‘Aisyah: Nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam selalu membantu pekerjaan istrinya, apabila telah masuk waktu sholat, ia tinggalkan dan ia pergi ke mesjid

Hadits riwayat Imam Tirmidzi: Rasuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, anak istrinya, dan akulah orang yang paling baik kepada keluargaku
Hikmah: Rosuulullaah selalu membantu urusan rumah tangga

4. Diriwayatkan oleh ibnu Hibban dari Ibnu Zubair, Urwah bertanya kepada ‘Aisyah rodhiallaahu ‘anha: Wahai Ummul Mukminin, apa yang dikerjakan Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam ketika bersamamu dirumah? Dijawab oleh ‘Aisyah: beliau melakukan apa yang kalian lakukan kepada istri kalian, bila ada sandal putus, maka ia jahit, bila ada kain yang robek, maka ia jahit, dan ia mengangkat air (Shahih Ibnu Hibban)
5. Dari Abi Rifa’ah (Thamim bin Usaid): saya telah datang kepada Rosuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menyempurnakan kebutuhan, ketika itu Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam sedang khutbah. Saya berkata: “Telah datang laki-laki asing bertanya tentang hukum agama”. Ia (Rosuulullaah) turun dari mimbar, ia mendatangi saya, didatangkan kursi, saya duduk dan nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada saya agama Islam, kemudian ia kembali menyempurnakan khutbah jum’atnya.

Hikmah hadits di atas:
1. Ketawaddhu’an Rosuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam
2. Khatib boleh memberhentikan khutbah jika ada perkara yang penting
3. Perhatikan, tidak ada seorang sahabat pun yang menegur laki laki ini, karena sahabat Rosuulullaah mengetahui kalau dalam khutbah jum’at, makmum tidak boleh berbicara, walaupun menegur. Yang berhak menegur/ berbicara dalam khutbah jum’at hanyalah khatib sendiri.


Wallaahu ‘alam Bissawaab

Senin, 16 Mei 2011

Tawaddhu’ dan Memiliki Sifat Rendah Hati Orang-orang Mukmin bagian 1 oleh Ustadz Heri Purnomo Lc (Catatan Pengajian Mesjid Akramunnas 7 April 2011)


Tawaddhu’ merupakan lawan dari sifat sombong yaitu merendahkan dirinya dalam artian meninggalkan hal-hal yang bias merendahkan makhluk hanya karena mengharap redho Allaah
Imam Nawawi membawakan dalil dari AlQuran yaitu 5 ayat yang berkaitan dengan sifat Tawaddhu’
1.      QS. Asy-Syuara: 215
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.

Menurut penafsiran Abdurrahman bin Nasher tentang ayat ini, mengatakan maksudnya adalah hendaklah kamu memiliki akhlaq yang lembut dalam perbuatan dan perkataanmu  dan kecintaanmu pada mereka (orang –orang mukmin) adalah baiknya akhlaqmu. Apakah pantas bagi seorang yang beriman kepada Allaah dan Rasuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam yang mengaku mengikuti Rasuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam kasar kepada kaum muslimin, hati yang keras, kata-kata yang menyakiti makhlukNya. Dia mendapatkan kerusakan yang banyak, dia kehilangan kebaikan yang banyak

2.      QS. Al-Maidah: 54
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

Abdurrahman bin Nasher  menafsirkan ayat ini maksudnya adalah agar lemah lembut kepada kaum mukmin dengan menasehati mereka dengan baik, kasih saying, dan mempermudah masalah mereka

3.      QS. Al-Hujurat: 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

4.      QS. An-Najm: 32
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
 (Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunanNya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.

5.      QS. Al-A’raf: 48-49
وَنَادَى أَصْحَابُ الأَعْرَافِ رِجَالاً يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُواْ مَا أَغْنَى عَنكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ
Dan orang-orang yang di atas A'raaf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda- tandanya dengan mengatakan: "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfa'at kepadamu."
أَهَـؤُلاء الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لاَ يَنَالُهُمُ اللّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلاَ أَنتُمْ تَحْزَنُونَ
 (Orang-orang di atas A'raaf bertanya kepada penghuni neraka): "Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?". (Kepada orang mu'min itu dikatakan): "Masuklah ke dalam syurga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati."
Rasuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allaah telah mewahyukan kepadaku untuk umat Islam supaya kalian memiliki sifat tawaddhu’ sehingga tidak seorangpun yang menyombongkan kepada orang lain dan tidak seorangpun yang menzholimi kepada orang lain (Shahih Muslim)

Wallaahu ‘alam bissawaab