Sabtu, 18 Juni 2011

Catatan Pengajian Mushola Fakultas Kedokteran Universitas Riau 17 Juni 2011 "Hari Akhir" oleh Ustadz Abu Thohir, Lc

Rasuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketika orang telah meninggal ini dibaringkan ke dalam kubur , lali kubur ditimbun, lalu orang-orang itu kembali, ketika terdengar derap langkah mereka, datang malaikat berwarna hitam kebiru-biruan. Kemudian ada yang menjawab pertanyaan malaikat di kubur dan ada juga yang tidak bisa menjawab dan berkata aku mendengar orang – orang berkata seperti ini dan akupun ikut seperti itu
Penjelasan hadits:
1. Diterangkan oleh para ulama gambaran malaikat yang digambarkan pada hadits di atas adalah gambaran yang menakutkan
2. Setiap manusia yang meninggal nanti akan ditanya di alam kubur atau disebut dengan fitnatul qobri, kecuali pada riwayat lain, Rasuulullaah shollallaahu ;’alaihi wa sallam menyebutkan ada 70.000 manusia nanti yang tidak ditanya di alam kubur
3. Orang yang dapat menjawab fitnatul qobri akan mendapat nikmat atau disebut na’imul qobri, dan orang yang tidak dapat menjawab fitnatul qobri akan mendapat azab atau disebut ‘adzabul qobri
4. Dijelaskan pada hadits di atas, sebab seseorang tidak bisa menjawab adalah karena ia menjalankan syari’at tanpa ilmu/ asal asalan
Syekh Muhammad At-Tamimi berkata: bahwasanya setiap kaum mukminin kewajiban pertama adalah berilmu
Dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab yang dimaksud ilmu di sini adalah ma’rifatullaah (mengenal Allaah), mengenal nabi yaitu menjadikan nabi shollallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai panutan, dan mengenal agama ini dengan dalil)

Nabi Shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam riwayat lain: orang yang tidak dapat menjawab fitnatul qobri maka ia akan dihardik malaikat dengan dipukul dengan palu dari besi, di antara dua matanya. Orang itu berteriak mengaduh kesakitan. Pekikan itu dapat didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia.
Pertanyaan – pertanyaan sewaktu kajian:
1. Ustadz , apa syarat jihad yang benar sesuai syar’i?
Jawab: ikhlas; di bawah komando seorang imam (waliyul amri), adanya kekuatan kaum mukminin)
2. Ustadz, apa saja yang termasuk dosa besar?
Jawab: dijelaskan oleh imam Az-Zahabi dosa besar adalah dosa yang ada kafaratnya (hukuman di dunia) atau ada ancaman neraka di akhirat. Contoh: syirik, ada ancaman di neraka, dosa berzina, ada kafarat hukuman rajam, mencuri, ada kafarat potong tangan
3. Ustadz, apa itu takdir
Jawab: takdir itu memiliki 4 tangga
a. Beriman bahwa Allaah Maha Mengetahui
b. Allaah telah menuliskan di Lauhil Mahfuz
c. Allaah Menghendakinya
d. Terjadilah takdir

Catatan Pengajian Mushola Fakultas Kedokteran Universitas Riau 16 Juni 2011 "Kematian" oleh Ustadz Maududi Abdullaah, Lc

QS. Ali Imran 185:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Maksud dari ayat di atas adalah Allaah mengingatkan kita akan kematian agar kita beramal sebelum kematian karena setelah kematian pasti semua perbuatan kita akan dihisab
Perhatikan hadits di bawah ini menggambarkan bagaimana nanti di hari akhir orang-orang benar-benar sibuk akan dirinya sendiri memikirkan apa yang akan terjadi padanya
Rasuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Manusia akan dibangkitkan di hari kiamat tanpa alas kaki, tidak dikhitan, dan tanpa pakaian. Kemudian dijawab oleh ‘Aisyah rodhiallaahu ‘anha: tidakkah kita melihat aurat orang lain? Kemudian dijawab oleh Rasuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam: keadaan di akhirat jauh lebih rumit dari itu
Rasuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: orang cerdas itu adalah orang yang jiwanya tunduk dan taat da dia beramal untuk apa-apa yang setelah di akhirat, dan orang lemah itu yang jiwanya mengikuti hawa nafsunya
Hasan AlBasri (thabi’in) berkata: Orang mukmin itu hidup bersamaan dengan ketaatan dan kekhawatiran dan orang fasik itu hidup bersamaan dengan maksiat dan rasa aman
Maksud perkataan Hasan AlBasri adalah orang yang benar benar beriman ia akan selalu ta’at, namun ia selalu khawatir, apakah amalnya ini akan diterima atau tidak, ia selalu mohon ampun namunia khawatir apakah ampunannya ini diterima atau tidak sehingga ia terus beramal, karena tidak ada yang menjamin amalannya akan diterima, dan dosanya akan diampunkan. Berbeda dengan orang fasik, ia melakukan maksiat namun ia merasa aman.

Hukum Mendengarkan Musik Dan Nyanyian Oleh Syaikh Muhamamd bin Shalih Al-Utsaimin

Mendengarkan musik dan nyanyian haram dan tidak disangsikan keharamannya. Telah diriwayatkan oleh para sahabat dan salaf shalih bahwa lagu bisa menumbuhkan sifat kemunafikan di dalam hati. Lagu termasuk perkataan yang tidak berguna. Allah سبحانه و تعالى berfirman.

"Artinya : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan" [Luqman : 6]

Ibnu Mas'ud dalam menafsirkan ayat ini berkata : "Demi Allah yang tiada tuhan selainNya, yang dimaksudkan adalah lagu".

Penafsiran seorang sahabat merupakan hujjah dan penafsirannya berada di tingkat tiga dalam tafsir, karena pada dasarnya tafsir itu ada tiga. Penafsiran Al-Qur'an dengan ayat Al-Qur'an, Penafsiran Al-Qur'an dengan hadits dan ketiga Penafsiran Al-Qur'an dengan penjelasan sahabat. Bahkan sebagian ulama menyebutkan bahwa penafsiran sahabat mempunyai hukum rafa' (dinisbatkan kepada Nabi صلی الله عليه وسلم). Namun yang benar adalah bahwa penafsiran sahabat tidak mempunyai hukum rafa', tetapi memang merupakan pendapat yang paling dekat dengan kebenaran.

Mendengarkan musik dan lagu akan menjerumuskan kepada suatu yang diperingatkan oleh Rasulullah صلی الله عليه وسلم dalam haditsnya.

"Artinya : Akan ada suatu kaum dari umatku menghalalkan zina, sutera, khamr dan alat musik"

Maksudnya, menghalalkan zina, khamr, sutera padahal ia adalah lelaki yang tidak boleh menggunakan sutera, dan menghalalkan alat-alat musik. [Hadits Riwayat Bukhari dari hadits Abu Malik Al-Asy'ari atau Abu Amir Al-Asy'ari]
Berdasarkan hal ini saya menyampaikan nasehat kepada para saudaraku sesama muslim agar menghindari mendengarkan musik dan janganlah sampai tertipu oleh beberapa pendapat yang menyatakan halalnya lagu dan alat-alat musik, karena dalil-dalil yang menyebutkan tentang haramnya musik sangat jelas dan pasti.