Sabtu, 18 Juni 2011

Catatan Pengajian Mushola Fakultas Kedokteran Universitas Riau 16 Juni 2011 "Kematian" oleh Ustadz Maududi Abdullaah, Lc

QS. Ali Imran 185:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Maksud dari ayat di atas adalah Allaah mengingatkan kita akan kematian agar kita beramal sebelum kematian karena setelah kematian pasti semua perbuatan kita akan dihisab
Perhatikan hadits di bawah ini menggambarkan bagaimana nanti di hari akhir orang-orang benar-benar sibuk akan dirinya sendiri memikirkan apa yang akan terjadi padanya
Rasuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Manusia akan dibangkitkan di hari kiamat tanpa alas kaki, tidak dikhitan, dan tanpa pakaian. Kemudian dijawab oleh ‘Aisyah rodhiallaahu ‘anha: tidakkah kita melihat aurat orang lain? Kemudian dijawab oleh Rasuulullaah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam: keadaan di akhirat jauh lebih rumit dari itu
Rasuulullaah shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: orang cerdas itu adalah orang yang jiwanya tunduk dan taat da dia beramal untuk apa-apa yang setelah di akhirat, dan orang lemah itu yang jiwanya mengikuti hawa nafsunya
Hasan AlBasri (thabi’in) berkata: Orang mukmin itu hidup bersamaan dengan ketaatan dan kekhawatiran dan orang fasik itu hidup bersamaan dengan maksiat dan rasa aman
Maksud perkataan Hasan AlBasri adalah orang yang benar benar beriman ia akan selalu ta’at, namun ia selalu khawatir, apakah amalnya ini akan diterima atau tidak, ia selalu mohon ampun namunia khawatir apakah ampunannya ini diterima atau tidak sehingga ia terus beramal, karena tidak ada yang menjamin amalannya akan diterima, dan dosanya akan diampunkan. Berbeda dengan orang fasik, ia melakukan maksiat namun ia merasa aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar