Jumat, 15 April 2011

Ali bin Abi Thalib ra (Catatan Pengajian mesjid Akramunnas 14 April 2011 oleh Ust. Abu Zubair, Lc)



1.       Wafatnya Ali bin Abi Thalib ra
Suatu ketika subuh menjelang, salah seorang sahabat membangunkan Ali bin Abi Thalib ra untuk shalat Subuh. Akan tetapi Ali ra masih tetap susah untuk bangun, sampai tiga kali shahabat membangunkan, hingga kali ketiga ini beliau bangun, dan ketika beliau telah berada di depan pintu, telah ada di sana Ibnu Muljam. Ia radhiallaahu ‘anhu ditikam dengan pisau beracun oleh oleh Ibnu Muljam hingga akhirnya meninggal
Ibnu Muljam merupakan seorang pemberontak pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib. Ada tiga target pembunuhan waktu itu, Ali ra, Muawiyah ra, dan Amru binAsh ra. Ali dan Muawiyah terkena tikaman, sedangkan Amru bin Ash selamat karena beliau sedang sakit, yang mana waktu itu seharusnya beliau mengimami shalat subuh, sehingga pemberontak salah  tikam
Ali bin Abi Thalib ra wafat terkena racun dari belati itu, sedang Muawiyah tidak wafat dikarenakan masih sempat tertolong oleh tabib waktu itu. Akan tetapi akibat obat yang ia minum ia mengalami kemandulan

2.       Sifat Ali bin Abi Thalib ra
Suatu kali Ghirab bercerita kepada Muawiyah tentang sifat Ali bin Abi Thalib yaitu:
-          Kuat
-          Berkata tegas
-          Jika menghukum adil
-          Memancar darinya ilmu
-          Memancar hikmah-hikmah dari akhlaqnya
-          Menjauhi dunia dan gemerlapan
-          Bersahabat dari malam dan kegelapan
-          Membalikkan tangannya (sehingga tampak telapak) dan berbicara kepada dirinya sendiri (bermuhasabah)
-          Berpakaian pendek
-          Ketika dating ia mendekat kepada kami
-          Ketika kami bertanya ia menjawab
-          Kalau ia tersenyum seperti tersusun mutiara rapi
-          Mencintai orang orang miskin
-          Tidak akan membuat orang yang kuat, tamak akan kebatilannya (dalam menghukum tidak pandang bulu)
-          Orang yang lemah tidak akan putus asa mencari keadilan (melindungi orang yang lemah)
Kemudian Ghirab melanjutkan, “dan saya bersaksi kepada Allaah bahwa saya menyaksikan ia di sebagian malam, ketika itu ia berada di mihrabnya dan memegang jenggotnya, merintih dan terisak isak menangis, menahan kepedihan, ia mengucap: Wahai Rabb kami, wahai Rabb kami (sambil merendah), Wahai dunia, engkau akan menggodaku, sama sekali tidak mungkin, sama sekali tidak mungkin, silakan engkau goda yang lain, engkau telah aku talak tiga
        Mendengar penuturan ini, Muawiyah menangis, melihat Muawiyah menangis, orang orang yang berada di sanapun ikut menangis.

3.       Nasehat-nasehat Ali bin abi Thalib ra
-          Dari Abi Araqah: Aku pernah shalat subuh bersama Ali bin Abi Thalib. Tatkala ia mengucapkan salami a memutar ke kanan (sehingga badannya terbalik dan menghadap makmum). Kemudian beliau tetap duduk di tempatnya sehingga hari meninggi setinggi tombak (waktu dhuha), (tampaklah) seolah-olah wajahnya ada beban. Kemudian Ali bin Abi Thalib ra berkata: Sungguh aku telah melihat para sahabat Rasuulullaah SAW dan aku tidak melihat orang lai seperti mereka. Dulu mereka di pagi hari tampak kusut dan pucat, diantara mata mereka tampak seperti aliran (karena menangis, dan beribadah di malam harinya), sungguh mereka melewatkan malam dengan sujud dan shalat, membaca kitabullaah, silih berganti antara telapak kaki dan kening mereka (bangun dan sujud sholat), kalau mereka mengingat Allaah, mereka langsung takut seperti pohon yang condong ditiup, sehingga mereka menangis. Demi Allaah seolah-olah orang yang sekarang itu lalai.
Sejak itu beliau tidak tampak lagi tertawa, sampai beliau wafat ditikam

-          Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata:Beruntung bagi setiap hamba yang num’ah, ia kenal orang , tapi ia tidak dikenal orang banyak, walaupun orang tidak kenal, tapi Allaah mengenalnya, dialah pelita pelita, mereka bukan orang yang suka mengumbar (membuka) rahasia, mereka bukan orang yang suka mengadu domba

-          Ali bin abi Thalib ra pernah berkata: kalau hendak menghadapi orang yang berilmu, maka ucapkanlah salam kepadanya, dan kepada kaum muslimin, ucapkan salam dan duduk menghadapnya dan jangan member isyarat dengan tangan dan jangan mengolok-olok dia dan mengedip kedip dia dengan matamu, dan jangan ucapkan di depannya “Fulan” berbeda pendapat denganmu  (maksudnya jika kita ingin menyampaikan suatu pendapat yang berbeda dengan pendapat ulama atau ustadz jangan sebut nama orang yang memberi pendapat itu), dan jangan menari narik pakaiannya, dan jangan memaksa-maksa bertanya kepadanya, ia itu seperti korma yang segar dan selalu member faedah dan manfaat manfaat

-          Suatu kali Ali ra bertanya kepada seseorang: Apa yang engkau perbuat
Dijawab: Aku mengharap surga Allaah
Ali ra: Barangsiapa yang benar benar mengharap sesuatu pasti akan memburunya. Barang siapa yang benar benar takut akan sesuatu pasti akan lari darinya

Wallaahu ‘alam bissawaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar