Selasa, 22 Februari 2011

Kehati - hatian Sahabat Rasuulullaah dalam Perkara Hasad oleh Ustadz Khailid Abdus Shamad, Lc

1. Umar Ibnu Khattab

Dari Ibnu Qasim, dari Malik berkata, seseorang pernah bermimpi di masa khalifah Abu Bakar As-Shiddiq. Ia bermimpi bahwa telah datang masa kiamat, kemudian semua manusia digiring ke Padang Mahsyar, Kemudian dia melihat Umar Ibn Khattab memiliki keistimewaan, maka di dalam mimpi itu ia menanyakan perihal mengapa Umar memiliki keistimewaan, dan dijawab karena ia nantinya adalah seorang khalifah yang mati syahid yang mana ia tidak takut ketika menyampaikan kebenaran

Ketika bangun dari mimpi tersebut, pada suatu subuh ia melihat Abu Bakar dan Umar berdua. Lalu ia sampaikan mimpi tersebut. Sungguh sebuah sikap yang mulia. Umar bukannya bangga akan itu, tapi malah memarahi , menyuruh orang itu pergi.
Selang setelah Abu Bakar meninggal, ternyata mimpi itu benar, dan beliau diangkat menjadi khalifah. Maka dicarinya orang yang menceritakan mimpi tadi.
Ketika ditanyakan oleh Umar perihal mimpi itu, orang itu menjawab: Bukankah kamu dulu menolak ketika aku ceritakan?
Dijawab oleh Umar: Tidakkah kamu malu menceritakan keutamaan saya dalam mimpimu di depan Abu Bakar...
Sungguh mulia Umar bin Khattab dalam menjaga perasaan sahabatnya

2. Kisah Sa'ad dan Khalid bin Walid
Antara Sa'ad dan Khalid bin Walid terdapat ketidakcocokan dalam suatu hal. Suatu hari, datang seseorang kepada Sa'ad dengan maksud untuk merendahkan Khalid dengan harapan agar Sa'ad senang. Namun, Sa'ad berkata, Cukup-cukup, apa yang ada diantara kami bukanlah urusan agama, tidak perlu dibesar-besarkan

3. Imam As-Syafi'i
 Diceritakan oleh Yunus As-Sadafi, bahwa suatu ketika ia berselisih paham dengan Imam A-Syafi'i, kemudian kami berpisah. setelah itu kami bertemu lagi. Kemudian Imam Syafi'i memegangku dan berkata: Hai Fulan, Apakah tidak boleh kita berteman walaupun kita berbeda pendapat...

4. Ibnu Thaimiyah

Ibnu Thaimiyah hidup pada suatu masa dimana orang orang tidak menyukainya. Para ulama-ulama mendebatnya sehingga ia dipenjara. Suatu ketika Allaah mencabut nyawa orang yang selalu memojokkannya. Suatu ketika, dengan maksud ingin membuat Ibnu Thaimiyah senang, seseorang datang untuk menyampaikan berita itu. Namun Ibnu Thaimiyah marah: "Apakah kamu menyangka saya gembira dengan kematian seorang muslim? Yang seperti ini tidak dicintai oleh Allaah SWT
Kemudian, Ibnu Thaimiyah pergi bertakziah, mengucapkan salam dan menggembirakan hati keluarga itu berkata kepada anak-anaknya: Saya sekarang adalah orang kalian

Wallaahu 'alam bissawaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar